Penurunan daya beli masyarakat memberikan dampak yang signifikan terhadap keberlangsungan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. Banyak pelaku UMKM, seperti Ngatmining, seorang pedagang makanan di Mojokerto, yang merasakan penurunan pendapatan yang drastis akibat melambatnya permintaan konsumen. Kenaikan harga bahan pokok dan berkurangnya jumlah pembeli memaksa mereka untuk melakukan berbagai penyesuaian, seperti mengurangi ukuran produk atau mengambil keuntungan yang lebih tipis.
Masalah yang dihadapi UMKM tidak hanya berasal dari dalam negeri, tetapi juga dari tekanan persaingan global. Masuknya produk impor yang lebih murah dan beragam telah menggerus pasar UMKM. Hal ini diperparah dengan kondisi ekonomi global yang tidak stabil, yang menyebabkan penurunan daya beli masyarakat secara umum.
Pemerintah memiliki peran penting dalam membantu UMKM bertahan dan berkembang di tengah kondisi yang sulit. Beberapa upaya yang telah dilakukan, seperti menyediakan program padat karya dan platform penjualan online, merupakan langkah yang positif. Namun, masih diperlukan upaya yang lebih besar lagi untuk memberikan akses permodalan yang lebih mudah, memfasilitasi pemasaran produk UMKM, dan melindungi UMKM dari persaingan yang tidak sehat.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, UMKM tetap memiliki potensi besar untuk tumbuh dan berkembang. Dengan dukungan pemerintah, inovasi dari pelaku UMKM, serta kesadaran masyarakat untuk lebih mengutamakan produk lokal, UMKM dapat menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.